Langsung ke konten utama

Masuk Kuliah : Aku dan SBMPTN 2017

Masuk Kuliah : SBMPTN
This pict component isnt belong to Author

"I Should Pass into ITB!"
Itu yang aku pikirkan selama SMA. Namun kenyataan tidak semulus yang dibayangkan.

Bersekolah di Pondok Pesantren membuat aku mendapatkan jam belajar lebih banyak dan aktifitas pondok yang padat. Susah membagi waktu untuk belajar materi SMA itu hal umum disini, apalagi SBMPTN. Separuh dari teman temanku yang berniat masuk Perguruan Tinggi Negeri berharap saja pada SNMPTN. Kalu aku tidak demikian, sekolahku bukan lembaga ternama dan terakreditasi sangat bagus. Aku membidik jalur ke SBMPTN semenjak mulai berfikir kuliah. Hal itu memberikan cerita tersendiri. But first, let me introduce you "What Is SBMPTN (and SNMPTN)?"

SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), adalah salah satu seleksi masuk PTN secara serentak yang disebutkan dalan UU No 12 Tahun 2012. Mengutip dar laman resminya, SBMPTN adalah seleksi berdasarkan hasil ujian tertulis dalam PBT maupun CBT. Termasuk juga kombinasi ujian tulis dan ujian keterampilan.

Adapun SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), merupakan salah satu jalur masuk PTN yang tercantum juga dalam Undang-undang yang sama. Perbedaanya, SNMPTN dilakukan dengan tahapan-tahapan : Penyaringan sekolah, Input nilai dan prestasi akademik, dan Pengumuman. Sederhananya, tanpa harus melakukan tes tulis dan menggunakan nilai rapor serta prestasi semasa SMA. What a lovely way..!

Yep! Dan ceritaku dimulai ketika kelas 12 semester 2, alias semester ke 5 dari SMA-ku. Saat dimana Paper kami sebagai prasarat ujian pesantren sudah berlalu, namun muncul tantangan baru PKKJ (ini semisal KKN-nya santri PPI). Dan kegalauan melanda ketika saat-saat waktu belajar SBM-ku banyak terpotong kumpulan persiapan PKKJ. But That’s Okay! Akhirnya aku memilih menghabiskan 30 hingga 60 menit sebelum tidur dengan belajar materi SBMPTN. Itulah kenapa saat diasrama aku yang sering mematikan lampu malam-malam (Aku tidur paling akhir).

So, your First Point, "Siapkan agenda belajar kamu untuk SBMPTN!"

Tak usah banyak-banyak. Cukup sekemampuan. Hanya saja karena Long-Term Memmory-ku gak bagus, aku melupakan banyak sekali materi kelas satu dan kelas dua, makanya perlu menghabiskan waktu lebih lama.

Hingga kemudian, mumet datang akibat terlalu banyak materi yang dijejalkan. Belum lagi buku teks yang gak asik. That’s how I back to Zenius Multimedia. Media belajar yang tepat mempengaruhi proses belajar kita. Apalagi mengejar efektifitas dan waktu. Februari 2017, mulailah aku beli voucer Zenius.net untuk 6 bulan.

The Second Point, "Pilih media belajar yang tepat!"

Untuk belajar Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi, aku menjajal banyak sekali media pembelajaran sampai rasanya terlalu banyak. Dari Mulai Zenius, Sibejoo Jadda, Crash Course, Khan Academy, hingga CK12 Textbook pernah aku coba. Tapi percaya, deh! Kamu perlu menyortir dan menentukan platform mana untuk bidang studi mana. Seperti Crash Course untuk Kimia dan Biologi (karena aku suka Hank Green), Matematika dengan Zenius, Fisika dengan Sibejoo, CK12 untuk rincian tiap bab. Find your perfect blend, Dear.

Dari situ, aku sudah punya agenda terstruktur dan media belajar keren, Namun belum cukup sampai disitu. Rutinitas tertunda PKKJ. Bulan Maret-lah yang menjadi start belajar sbm yang serius. Mendekati UN, aku tak terlalu peduli. Itulah kenapa lulus dengan nilai UN pas-pasan. Aku selalu ingin dapat nilai besar karena menyukasi sensasi saat kita berhasil melakukan apa yang kita kira kita bisa. Sayangnya tidak demikian dengan UN kali ini. Ketimbang belajar materi UN, lebih sering belajar untuk SBMPTN. Dimana pola soal dan titik berat materinya juga berbeda.

Itulah saat-saat teman-teman seangkatanku berharap banyak dengan SNMPTN. Mereka lelah dengan ujian tulis berkepanjangan. US, USBN, UN, UAP, that’s all enough!! Tapi kurang satu bauatku. Pokoknya dri awal aku sudah memupuskan harapanku sendiri pada SNMPTN. Dan meskipun aku lolos seleksi sekolah. Tadaa… tidak ada satupun di sekolahku yang tembus SNMPTN.

Pengumuman itulah yang menekan banyak anak yang berminat ke perguruan tinggi. Pasalnya saat itu baru selesai digelar UAP (Ujian Akhir Pesantren) yang notabenenya, "The most hard thing," disekolah kami. But I still prepared. Couze I got the point.

Third, "Jangan mau di PHP-in SNMPTN. Tetap mantapkan SBMPTN!"

Saat itulah proses belajarku dalam masa yang bagus. Salah satu metoda yang membuatku lebih baik dalam memahami adalah memahami konsep secara mendalam dan 'Mengajarkannya.' Its work on me. Perhaps you will. Mengajarkan dan membantu orang lain melakukan persiapan SBMPTN, dari mulai materi hingga tektek-bengek administrasi, membuat kita keep awake, aware, dan update dengan segala tentang SBMPTN. Try this!

Forth, "Bantu orang lain untuk SBMPTN juga!"

Jangan pernah taku dengan membantu orang lain, kita akan dikalahkan. Dengan membantu orang lain secara maksimal, justru meningkatkan kemampuan dan kesiapan kita secara maksimal. Coba pikirkan banyak manfaatnya.

This is the time when I open the questions. Wow! Itu ekspresiku tiap melirik soal. Download soal sana-sini, share juga ke teman semua, dan enjoying my time to solve it all. Fiuh! Try Out pertamaku menghasilkan Nilai 13% untuk TKD dan 47% untuk TKD Saintek. Disitulah kegalauan muncul dan menghantui hingga males lanjut dan memunculkan gagasan-gagasan putus asa lainnya. Seperti bayangan kalo gak lulus PTN, neko-neko ingin PTS elit, dsb. Hold it on! Yakin tapi Realistis!

Akhirnya, berkat chit-chat dengan teman lama yang sama-sama hendak ikut SBMPTN mendatang, aku mendapatkan semangatku kembali. Melakukan set Priority Part dalam belajar (Bagian-bagian dan konsep konsep diurutkan secara prioritas). Dan Boom! Second Try Out! 7% TKD Saintek dan 53% TPA. "Apa-apaan ini?" batinku saat itu.

This one, membuat aku terenyak dengan keadaan dan mencari alternatif SBMPTN yang tidak membebankan terlalu banyak biaya (Toh aku bukan orang berada). Diantaranya : Program Beasiswa IDCloudHost ke Telkom University, JPU Telkom University, dan JPA 2 Bidikmisi Telkom University (Komintmen pilihan PTS namun mencari bantuan biaya), serta bila nanti SBMPTN dan yang lainnya gagal, the next is.. Prepare UM untuk ke Unsil.

The test.. Its All FAIL! Kecuali UM (Karena memang belum XD).

Jadi aku temui bapak saya dan bilang, "Pak, kalo SBM depan aku gak lulus, pengen Break Setahun dan pengen beli Zenius Xpedia buat belajar, dan aku berambisi masuk STEI ITB."

My Dad reaction is, "Gaboleh break doong! Kuliah aja sekemampuan kamu dimana. Atau jadi murabi, kek. Ke pesantren, kek."

Disitulah para camaba mengalami dilema. Bahkan sebelum tesnya dilakukan, belum lagi pengumuman. Maka dengan jurus super argumen dan bujukan menggiurkan (apasih), keputusanku untuk break jika tidak lulus SBM.., diterima, meskipun seringkali kena sindir nganggur satu tahun T.T.

Tetapi.., tanpa menghentikan aktivitas belajar hari-demi hari berlalu menuju SBMPTN. Dan dilema berikutnya muncul. "Yakin benar kamu dengan prodi yang dituju?" Sisi lainku sering berkata begitu.

Sempat terjadi banyak perubahan keputusan pilihan-pilihan SBMPTN :

Yang pertama STEI ITB, Pend. Fisika UPI, dan Ilmu Komputer UPI
Yang kedua STEI ITB, Teknik Informatika Unpad, dan Pend. Fisika UPI
Yang ketiga STEI ITB, Pend. Fisika UPI, Matematika (murni) UPI

Dan pada akhirnya, pilihanku kembali seperti opsi SNMPTN (cewek banget) : STEI ITB, Pend. Fisika UPI, Pend. Matematika UPI.

Fifth, "Recheck prodi pilihan kamu dan siaplah untuk mengambilnya jika lulus!"

H-30. Try Out lagi dan hasil TKD mengejutkan! (Aku tak sanggup menyebutnya). Meskipun TPA tetap diatas 50%. Ini membuatku memfokuskan diri ke Biologi, si lumbung nilai. Dan TPA banyak menyempurnakan kemampuan Matdas-ku. Hari demi hari kulewati dengan mencari rekan seperjuangan. Kenalan baru. Ada Ditha dari Bandung, Yohana dari Ciamis, Kak Harits, FEEL (ini nama WhatsApp dia), dan masih banyak lagi.

Two weeks before test day. Melemahlah kemampuan belajar. Banyak nonton film dan baca novel menjadi andalah disaat-saat ini. Belum lagi pengalihan ke belajar programming, dimana aku memulai projek LMS baru berbasis PHP dan baru melirik Python untuk dipelajari. Kena omel mamah sudah semakin sering. Tapi sama sekali tidak meningkatkan semangat belajar. Buka Zenius cuman satu atau dua video sehari. Berhenti latihan dan lebih sering merenung. Menyedihkan.

The point I got from this, "Komitmen untuk belajar pada waktunya, kecuali dalam masa tenang!"

A week before test. Aku mereview penuh prioritas paling atas di dalam daftarku. Lalu mengistirahatkan pikiran, tidak menghafal ataupun latihan, sekedar membaca atau nonton tutor. Itupun kalau mood baik. Satu minggu mencoba menenangkan diri. Dan membiasakan pola hidup sehat.

Then the test day coming. Karena sehari sebelumnya tidak cek TKP, aku berangkat setelah shubuh, setelah makan nasi goreng untuk sarapan. Dan kebetulan lokasi tes cukup jauh dari rumah. Untunglah sempat istirahan sekitar 15 menit setelah menemukan ruang ujian. Bel pun berdering. The Battle has begin.

Salah duga, aku berpikir soal pertama adalah TPA. Maka aku panik ketika melihat tulisan TKD saintek besar di sampul soal. Tapi tak lama kemudian, aku berhasil mengendalikan diri dan mengisi identitas dengan sebenar-benarnya. Lalu sesuai yang disarankan Bang Sabda dri zenius, untuk mengerakan soal dengan cepat tandai mana sola yang mudah, dulit dan mustahil dikerjain. Unfortunately, every question freakin me out. 10% soal mudah 20% soal sulit dan sisanya aku anggap impossible!

Trims untuk bagian biologi yang memberiku soal yang bisa aku kerjakan. Mengerjakan beberapa soal mudah di matematika, lalu tersadar wktu tinggal setengahnya. Cek kimia dan fisika, lantas merasakan lelah yang amat sangat. Hanya soal teori (tanpa hitungan) yang aku kerjakan. Dan setelah itu, recheck semua jawaban memastikan keyakinan. Dari 20 soal yang aku jawab. 8 yakin, 3 agak yakin, dan sisanya, mengingat-ngingat dengan tidak yakin.

Up! Beristirahat menunggu waktu habis dan boleh istirahat, aku memejamkan mata sejenak di ruang kelas. Hingga lima belas menit terakhir digunakan untuk recheck identitas dan final recheck jawaban. Bel berbunyi, para peserta ke ruang kelas.

Satu hal yang pasti saat itu. Susah masuk ke WC. 30 menit istirahat tak sempat pula pergi buang air. So I go back inside, duduk di tempatku menunggu soal. Saat itulah mulai terasa pusing. Hidungku mulai panas dan agak ngilu (entah apa ini, namun sering terjadi). Untungnya, merehatkan diri, tidak melakukan apapun (berfikir maupun melihat lihat) sampai lembar jawaban dan soal sampai ditangan membuat kedaan agak membaik. Dengan cepat kuisi kolom identitas dan membuka berkas soal.

Disana aku tersenyum. Melupakan sakit di hidungku, aku mengerjaka TPA dengan lancar. 60 soal pertama yang meliputi tes visual, perbandingan, aritmetika, semuanya terasa ringan. Sekalipun tubuh ada yang sakit, kondisi pikiran dan mental sangat baik. Bahasa Inggrisnya juga terasa lebih mudah dibanding tahun sebelumnya. Menyisihkan matematika di bagian akhir, tak terasa waktu tinggal tiga puluh menit ketika masih berkutat di soal Bahasa Indonesia dan Inggris. Kembali ke matematika, dan tak banyak yang bisa diisi, seingatku hanya 2 soal. DUA!! Yap benar. Tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan yang lain.

At all, kurang dari 70 soal aku kerjakan di sesi TPA ini. Dan sedihnya, setelah berbulan-bulan menyiapkan Matematika Dasar, tidak ada waktu untuk menunjukkannya. That’s how i pass the test.

The point I got when I came back to home, "Pastikan kondisi fisik dan psikis baik saat tes berlangsung!"

That’s how its all.

Diiringi dengan kecemasan, doa, keyakinan, aku menunggu pengumuman.

Dan pada 13 Juni kemarin, I got it. Tulisan Selamat yang belakangan ini menghantuiku. Aku LULUS SBMPTN!

Dinyatakan Lulus ke Universitas Pendidikan Indonesia membuatku bangga,  terharu, dan kecewa.

Aku tak lulus STEI. Passionku itu di IT dan DT!! Tapi nikmat manakah yang kau dustakan. Lulus SBMPTN adalah sebuah nikmat, anugerah dan tanggungjawab. Its my next step on learning and education. Ditambah rumor belakangan yang menyebut ancaman black-list jika kursi SBM tidak di ambil, aku semakin berlapang dada. Tak boleh aku menyia-nyiakan semua ini dan mengorbankan adik adik kelasku nanti. Today, I'am MABA FPMIPA UPI 2017.

Tinggal registrasi ulang dan melengkapi administrasi.

The last one.., *not the least

Dear adik-adikku yang ada di SMA manapun itu, bersemangatlah dan berjuanglah belajar dengan gigih. Kejar impianmu, namun jangan menyalahkan takdir Allah. Usahamu takan menghianatimu. Sebesar apa yang kau dapat nanti, sebesar itulah bayaran yang layak atas perjuangan dan do'a-do'amu.  Kalian mendapatkan pendidikan yang memadai selama 3 tahun ini, jangan buang proses itu dengan ahir yang buruk. Kemanapun tujuan kalian, perjuangkanlah demi menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Spesial untuk adik-adikku di SMUSIM 182. Never Give up! Yang hendak tahfidz, masuk ma'had, kuliah.., Take your dream. Untuk kamu yang mau masuk PTN, lets prepare your self. Kalian bisa menganalkan kekuatan memmorize kalian sebagaimana menghafal tahfidz, atau memanfaatkan daya kritis kalian sebagaimana memecahkan susunan bahasa arab, bahkan menggunakan kelihaian berfikir seperti dalam ushul fiqih. You have it all. Gunakan sesuai kemampuan kalian. Usaha kalian akan dibayar dengan layak, baik di dunia dan dia akhirat. Aamiin. Jangan lupa siapa kita, identitas kita!!

Masuk kuliah buakan tujuan akhir, kalian bebas menentukan tujuan final kalian. Selalu ada jalan untuk itu. Kuliah di PTN adalah salah satunya. Untuk kalian yang belum lulus, Keep Fight. Hidup ini digenggam orang yang berani bangkit dari kegagalan.
  
***
For special content:

Untuk adik-adikku tersayang,
Akan update ebook materi, soal-soal dan tips-tips untuk menghadapi ujian menjelang (SBMPTN 2018).
*Maaf! Update belum selesai*
*Silahkan berkomentar untuk mendapatkan notifikasi*
 Allah Bersama kita,
RJ Marjan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Kita Perlu Belajar Bahasa Inggris?

(image source :http://www.thestudyabroadportal.com/) Diantara seluruh pembelajar di Indonesia, aku percaya ada banyak yang belum terinspirasi dan termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris. Aku mungkin perlu mengecek data statistik nasional untuk membuktikannya. Namun, melihat di lingkungan sekitarku saja sudah cukup buatku. Jadi, itulah masalahnya! Aku bisa menghormati untuk kalian yang tetap beranggapan bahwa Bahasa Inggris tidak terlalu penting. Atau barangkali untuk kamu yang berpendapat ada yang jauh lebih penting dari sekedar Bahasa Inggris. Namun mari kita bahas beragam alasan untuk membawa kita memahami pada kesimpulan yang aku dapatkan. Bahwa, Bahasa Inggris merupakan medium penting dalam membuka dunia. Yep! Mengapa demikian? Pertama , fakta bahwa English (Bahasa Inggris) adalah  bahasa yang paling banyak digunakan sebagai bahasa resmi dunia. Mengesampingkan aksen yang heterogen, tak dapat dipungkiri bahwa English dapat kita temui di lembaga-lemb

E-learning dengan Zenius.net

illustrasi : zenius.net Electronic Learning again. Yep! Ternyata di masa seperti ini, sulit rasanya tidak mendengar istilah tersebut. Dan seiring peningkatan popularitas gaya belajar seperti ini, makin banyak pula platform yang menawarkan pengalaman E-learning dengan beragam keunggulan. Terkadang keberagaman seperti demikian membuat kita bingung menentukan pilihan. So this is my litle review about : Zenius.net . Sebagai info untuk para pembaca sekalian, bahwa Januari ini Zenius mengadakan sebuah kontes menulis dengan tema Review Produk Zenius. Dan kebetulan sekali, kali ini aku memang bermaksud menulis review produk e-learning sebagai referensi untuk para pembaca sekalian. Apasih Zenius itu? PT Zenius Education didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta pada 7 Juli 2007. Zenius Education menyediakan layanan akses pendidikan dalam format video berbahasa Indonesia yang disajikan baik secara online melalui website (zenius.net), maupun secara offline dengan media CD